Ilustrasi. Passarstraat, Kota Makassar (sekarang bernama Jalan Nusantara). Foto : Collectie Tropenmuseum |
Penelitian ini menganalisis kekuatan dominatif yang merombak ikatan sosial dan struktur spasial berbasis etnik di kota Makassar, dampak sosial yang ditimbulkan, serta pola bertahan serta upaya penemuan ruang-ruang sosial baru yang dilakukan oleh anggota kelompok etnik. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar dengan unit analisis Kampung Melayu, Kampung Wajo, Kampung Maluku, Kampung Cina, dan beberapa perkampungan etnik lainnya. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dengan sistem snowball, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena rombaknya ikatan sosial dan struktur spasial berbasis etnik disebabkan oleh tata ruang dan pembangunan kota, perkawinan campuran, tuntutan profesi dan dunia kerja, tekanan kapitalisme, gaya hidup, dan kebijakan sektor perumahan. Terjadinya pemaknaan atas ruang yang memengaruhi tumbuhnya pusat pemukiman baru, perubahan fungsi ruang dari domestik ke komersial sehingga berdampak pada praktek pengomoditasan ruang.
Akibatnya, lahirlah lokalitaslokalitas buatan dalam wujud kompleks perumahan dengan alat perekat sosial yang kurang jelas. Ketidakmampuan para anggota etnik tertentu untuk hidup mengelompok dalam spasial yang sama, akibat tekanan kapitalisme dan derasnya arus konsumerisme, pada gilirannya melahirkan kecenderungan untuk menemukan ruang-ruang sosial baru.
Selengkapnya........